Google Buzz
m.indosms.net
Twitter | Facebook

Be careful..Borax in the daily menu of you !!, hati-hati boraks pada makanan keseharian anda!!

Friday, September 11, 2009 - Pikko.info, " Welcome to visit on our info site."

Share | - Share this information to your friends. Thank's you - Subscribe
Boraks ???

Sungguh menggiurkan bilamana melihat sajian sayur singkong hijau dengan paduan kuah kari dan sambal hijau dalam seporsi nasi Padang saat rehat makan siang. Selain sedap, kata mama, sayur juga mengandung vitamin dan mineral yang melimpah. Keduanya sangat dibutuhkan guna memperlancar metabolisme tubuh kita, imbuh guru Biologi kita dahulu, jika kita masih ingat.
Semuanya memang tidak salah. Akan tetapi, bila sayur yang katanya sarat zat-zat yang esensial bagi tubuh itu terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya, apa yang terjadi? Bukan sehat yang didapat, malah sebaliknya, penyakit menyerang, atau mungkin pada gilirannya nanti,l kematian menjemput. Tentu kita semua tidak mau, kan? Maka dari itu kita semua harus mulai berhati-hati.



Bleng atau Borax
Setelah ditemukannya daging ayam dan sapi yang mengandung Borax beberapa waktu lalu, ternyata, menurut penelusuran tim Benang Merah, Global TV, sayuran hijau, kini juga telah turut dijamah bahan kimia berbahaya ini. Guna menyamarkan identitas aslinya, Borax dilepas ke pasaran dengan label bleng (baca dengan lafal e sama dengan yang ada pada kata ‘redup’ atau ‘empuk’).
Bleng alias Borax ini umumnya digunakan untuk mempercepat empuknya sayur mayur yang dimasak sekaligus memberikan aroma sedap, serta mempertahankan warna hijau dari sayur lebih lama. Konsumer utama Borax ini, berdasarkan penulusuran dan wawancara yang dilakukan oleh tim Benang Merah, ialah para pengelola rumah makan Padang.

“Tidak ada rumah makan Padang yang tidak menggunakan bleng,” aku salah seorang pemilik rumah makan Padang yang disamarkan identitasnya. Daun singkong dalam menu masakan Padang sifatnya wajib ada. Namun, setelah dimasak, rupanya daun singkong ini cepat berubah warna menjadi kehitaman. Sebab itu, bleng menjadi solusi ampuh mengatasi masalah sayur singkong yang cepat menghitam ini.. Menurut mereka, saat memakai bleng, daun singkong lebih cepat masak, juga tahan lebih lama.
Masalahnya, mereka, para pedagang dan pemilik rumah makan ini, tidak tahu menahu bahwa bleng adalah nama lain Borax. Mereka menganggap, dengan nama yang tidak identik, maka kandungannya pun jauh berbeda. Padahal, bleng merupakan cap yang tak lain hanya nama lain dari Borax. Di samping itu, sosialisasi yang dilakukan Badan POM masih amat minim. Akibatnya bleng a.k.a Borax ini masih bisa beredar bebas di pasaran tanpa ada inspeksi maupun penanganan lebih lanjut.


Bahayanya?
Bleng atau Borax, merujuk pada pernyataan Ilyani S. Andang, seorang peneliti YLKI, sudah tidak diperkenankan, bahkan dilarang, digunakan sebagai bahan tambahan makanan. Zat ini diduga mempunyai sifat racun.
“Efek Borax memang tidak tampak secara instan, melainkan akumulatif. Pada fase awal, Borax dapat menimbulkan gangguan pencernaan, pusing, atau mual. Namun, bila sudah mencapai tahapan akut, Borax dapat memicu kanker, juga bahkan kematian,” tuturnya saat diwawancarai tim Benang Merah.
Wikipedia pun melansir data yang serupa. Disebutkan, kendati Borax bukan benar-benar racun, bukan berarti penggunaannya, juga termasuk di dalamnya, konsumsi, aman. Dalam terpaan sederhana, Borax mampu menimbulkan iritasi kulit dan pernafasan. Konsumsi Borax juga mampu memicu rasa mual, muntah-muntah, sakit perut akut, dan diarrhea (mencret). Pada konsumsi lanjut, seseorang bisa terkena respiratory depression (chan-gangguan pernapasan berat), erythematous, juga gagal ginjal.
Karena itulah, masyarakat perlu berhati-hati. Apalagi mendeteksi keberadaan Borax di sayur agak susah. Selain itu, masyarakat umum masih berpikir, sayur yang masih hijau setelah dimasak ialah sayur yang kandungan vitamin dan mineralnya masih banyak, tidak hilang bersama air rebusan atau sebagainya. Tetapi, pada kenyataannya tidak selalu begitu. Maka dari itu, mulai sekarang kita harus mulai waspada!
Tak hanya masakan Padang temuan penggunaan Borax pada pengolahan sayur ternyata tidak hanya ada di rumah makan Padang. Penjual sayur pecel keliling, juga mengaku menggunakan bleng alias Borax ini sebagai bahan tambahan saat memasak.
“Saya pakai bleng saat merebus kecambah, kacang panjang, kangkung, bayam, juga sayur lain yang menjadi bahan dasar pecel.” Begitu ungkap salah seorang wanita penjual pecel keliling di Jakarta.
Alasannya memakai bleng serupa dengan yang diutarakan pemilik rumah makan Padang di atas. Akunya, sayur yang direbus lebih cepat matang dan tahan lebih lama dibanding tanpa menggunakan bleng. Yang lebih menariknya menggunakan bleng adalah karena harganya murah dan tersedia banyak di pasaran.


Selamatkan kami yang tidak tahu!
Melihat kenyataan tersebut, kita patut bersedih. Pasalnya, kita tahu semua, Indonesia memiliki Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) yang bertugas mengawasi obat-obatan serta makanan yang beredar luas di Indonesia. Akan tetapi, sepertinya, untuk kasus di atas, peranan badan ini tak begitu kentara.
Badan POM kelihatannya tidak akan bertindak sampai kasus ini diangkat media dan menjadi bahan pembicaraan khalayak ramai. Baru, jika sampai tahap ini, Badan POM mulai beraksi. Seharusnya, sebagai badan yang diberi kewenangan untuk menjaga serta mengawasi obat dan makanan di Indonesia, Badan POM lebih proaktif. Bukan hanya menunggu sampai ada yang meninggal, lalu masuk berita televisi, baru mereka mau bergerak. Inspeksi plus sosialisasi harus lebih gencar dilakukan Badan ini, supaya tak ada lagi bahan kimia berbahaya yang beredar dan menghantui masyarakat Indonesia dengan rasa was-was pada setiap makanan yang mereka makan sehari-hari.
Bila memang Badan POM masih belum bisa proaktif, media, sebagai pihak yang punya kuasa mengatur agenda publik, hendaknya terus memuat reportase-reportase maupun kasus berkenaan dengan penggunaan Borax dalam makanan. Selain agar masyarakat tahu dan awas, Badan POM juga diharapkan tersentil menyaksikan berbagai berita yang ditayangkan media. Ini semua demi menyelamatkan konsumen, yang tak lain ialah seluruh bangsa Indonesia sendiri.
Di samping dua hal tersebut, secara lebih ilmiah, Ilyani menyatakan, Borax dapat diganti dengan STPP, karena selain aman, STPP juga berizin sebagai bahan tambahan makanan di Indonesia

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Bleng or Borax
After the discovery of chicken and beef meat containing Borax some time ago, it turns out, according to the search team Red Thread, Global TV, green vegetables, now also has helped touched this hazardous chemicals. In order to disguise his real identity, Borax released to the market with a label bleng (read with the e same pronunciation to that of the word 'low' or 'soft'). Bleng aka Borax is commonly used to accelerate empuknya cooked vegetables while providing delicious aroma, and maintain the green color of the vegetables longer. Borax is the main consumer, based on penulusuran and interviews conducted by the Scarlet team, is the manager of the restaurant in Padang.
"There is no Padang restaurants that do not use bleng," I am one of Padang restaurant owner who disguised his identity. Cassava leaves in Padang dishes are required there. However, when cooked, cassava leaves are apparently rapidly changing color to black. Therefore, effective solutions bleng be overcome quickly vegetable cassava which was blackened .. According to them, while wearing bleng, cassava leaves cook faster, last longer, too.
The problem is, they, the traders and owners of this restaurant, does not know that another name bleng is Borax. They assume, with names that are not identical, then the contents were far different. Yet, the stigma bleng is nothing but another name for Borax. In addition, socialization conducted POM still very minimal. Consequently this bleng aka Borax can still be circulating freely in the market without inspection or further treatment.

The danger?
Bleng or Borax, referring to the statement Ilyani S. Andang, a researcher YLKI, is not allowed, even forbidden, is used as a food additive. This substance is thought to have toxic properties. "Borax effect does not appear instantly, but accumulatively.
In the initial phase, Borax can cause indigestion, dizziness, or nausea. However, when it reached the acute stage, Borax can trigger cancer, as well as even death, "he said when interviewed by the team Scarlet. Wikipedia also launch similar data. Mentioned, although Borax is not really toxic, it does not mean its use, are also included, consumption, safe. In simple exposure, Borax can cause skin and respiratory irritation. Borax consumption can also trigger nausea, vomiting, acute abdominal pain, and diarrhea (diarrhea).
On the consumption information, one can get respiratory depression (chan-severe respiratory distress), erythematous, as well as kidney failure. Hence society needs to be careful. Moreover detect the presence of Borax in the vegetable rather difficult. In addition, the general public is still thinking, still green vegetables cooked vegetables are vitamin and mineral content of many, is not lost with the cooking water or the like. But, in reality not always so. Therefore, from now on we should start alert! Not only the cuisine of Padang The findings on the use of processing vegetables Borax was not there at the restaurant in Padang.
Pecel vegetable seller around, also admitted using aliases bleng this Borax as an additional ingredient in cooking. "I wear when boiling bleng sprouts, long beans, kale, spinach, other vegetables are also a basic ingredient pecel." So says one of the women around the seller of the food in Jakarta. The reason for using similar bleng expressed Padang restaurant owner above. He admitted, boiled vegetables mature faster and last longer than without using bleng. Even more interesting use is that bleng cheap and available lots on the market


Save us who do not know!

Seeing this reality, we should be sad. The reason is, we know all, Indonesia has a National Agency for Drug and Food Control (Badan POM), which oversees drugs and foods that circulated widely in Indonesia. However, it seems, for the case above, the role of this body not so obvious. POM apparently will not act until the case was appointed the media and the subject of public discussion. New, if it reached this stage, POM into action. Should, as a body that is authorized to maintain and oversee the drug and food in Indonesia, more proactive POM. Not just wait until someone dies, then enter the television news, they just want to move. Inspection plus socialization must be more intensively conducted in this agency, so there is no hazardous chemicals that circulate and haunt the people of Indonesia with anxiety at each of the foods they eat everyday. When the POM is still not able to be proactive, the media, as the party who has the power set the public agenda, should continue to include reportage, reportage and cases regarding the use of Borax in the food. In addition to the public to know and watch out, POM tersentil also expected to witness a variety of news media aired. This is all to save the consumer, which is none other than the entire Indonesian nation itself.















Share this information to your friends. Thank's you


Post a Comment

0 komentar / answers:

SocialTwist Tell-a-Friend